Janganlah kamu menciantai sesuatu secara berlebihan karena siapa tahu sesuatu yang kamu cintai itu bisa merubah dirimu untuk membenci 100 %, dan janganlah kamu itu membenci sesuatu itu secara berlebihan karena siapa tahu sesuatu yang kamu benci itu bisa merubah pandanganmu jadi cinta 100 %. Disini kita disuruh bersikap secara wajar terhadap sesuatu yang membuat kita harus bersikap, dalam hal ini sikap cinta atau benci.
Kalau anda suka makanan soto sehingga anda harus makan soto minimal satu kali dalam sehari, karena itu anda rela mengeluarkan sedikit uang untuk sekedar makan soto tiap pagi.. Tapi di samping itu anda tidak suka makan pecel, artinya anda sangat membenci makanan pecel, sehingga dengan mencium baunya saja rasanya anda mau muntah. Nah sekarang kalau Bos anda menyuruh untuk tidak makan soto barang satu minggu saja dan makanan soto wajib di ganti dengan makan pecel satu minggu juga, dan itu anda harus laksanakan kalau tidak anda akan di pecat dari perusahaannya, maka apa yang harus anda lakukan?
Apakah anda akan tetap pada prinsip untuk tidak makan pecel walaupun yang nyuruh itu adalah bos anda, atau anda akan terpaksa harus makan pecel untuk reputasi anda di hadapan bos anda, atau anda dengan ikhlas makan pecel walaupun anda tidak suka dengan pecel.
Sekarang saya tanya dan tolong jawab dengan jujur... Apakah anda suka sholat? Apakah anda suka puasa Romadlon? Apakah anda suka zakat? Ok. jujur saya jawab.. saya tidak suka sholat, saya tidak suka puasa, saya tidak suka zakat, kalau seandainya hari ini Allah mengumumkan dari langit 'bahwa mulai hari ini para manusia boleh tidak sholat, tidak puasa, tidak zakat lagi'. Maka kita semua akan syukuran hari ini juga... maka Allah menyuruh manusia sudah di takar dengan kemampuan manusia, lha tapi kenapa Allah menyuruh sesuatu yang nggak di sukai manusia..? Kalau Allah menyuruh sesuatu yang di sukai manusia ya... sama juga bo'ong.. Allah menyuruh sesuatu yang tidak disukai manusia adalah karena untuk menguji umat manusia apakah kita termasuk golongan yang taat atau masuk dalam golongan yang terlaknat.
Kalau kita melaksanakan sesuatau yang tidak kita sukai tapi kita mampu menjalankannya dengan IKHLAS maka itu akan mempunyai nilai yang sangat tinggi di hadapan Allah.
Kalau anda suka makanan soto sehingga anda harus makan soto minimal satu kali dalam sehari, karena itu anda rela mengeluarkan sedikit uang untuk sekedar makan soto tiap pagi.. Tapi di samping itu anda tidak suka makan pecel, artinya anda sangat membenci makanan pecel, sehingga dengan mencium baunya saja rasanya anda mau muntah. Nah sekarang kalau Bos anda menyuruh untuk tidak makan soto barang satu minggu saja dan makanan soto wajib di ganti dengan makan pecel satu minggu juga, dan itu anda harus laksanakan kalau tidak anda akan di pecat dari perusahaannya, maka apa yang harus anda lakukan?
Apakah anda akan tetap pada prinsip untuk tidak makan pecel walaupun yang nyuruh itu adalah bos anda, atau anda akan terpaksa harus makan pecel untuk reputasi anda di hadapan bos anda, atau anda dengan ikhlas makan pecel walaupun anda tidak suka dengan pecel.
Sekarang saya tanya dan tolong jawab dengan jujur... Apakah anda suka sholat? Apakah anda suka puasa Romadlon? Apakah anda suka zakat? Ok. jujur saya jawab.. saya tidak suka sholat, saya tidak suka puasa, saya tidak suka zakat, kalau seandainya hari ini Allah mengumumkan dari langit 'bahwa mulai hari ini para manusia boleh tidak sholat, tidak puasa, tidak zakat lagi'. Maka kita semua akan syukuran hari ini juga... maka Allah menyuruh manusia sudah di takar dengan kemampuan manusia, lha tapi kenapa Allah menyuruh sesuatu yang nggak di sukai manusia..? Kalau Allah menyuruh sesuatu yang di sukai manusia ya... sama juga bo'ong.. Allah menyuruh sesuatu yang tidak disukai manusia adalah karena untuk menguji umat manusia apakah kita termasuk golongan yang taat atau masuk dalam golongan yang terlaknat.
Kalau kita melaksanakan sesuatau yang tidak kita sukai tapi kita mampu menjalankannya dengan IKHLAS maka itu akan mempunyai nilai yang sangat tinggi di hadapan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar