Selasa, 12 Februari 2013

PETUAH PUJANGGA JAWA KUNO


“Ojo siro age-age pingin pakaryan kang gedhe, sebab pakaryan kang gendhe iku arang tekane, malah pakaryan kang cilik-cilik iku sing kerep mbok temoni ono ing saben dinone, lan siro ojo pisan-pisan nyepeleke pakaryan kang cilik-cilik iku sebab kepriye anggon niro arep nandangi pakaryan kang gedhe nek siro dhewe durung kulino ngadepi pakaryan kang cilik-cilik, mulane samubarang pakaryan sing mbok temoni ono ing saben dinone lakonono kanthi temen-temen nganggo ati kang suci saking kersaning Gusti… (Sasongko Jati)”

Itu adalah sebuah petuah dari seorang penyair jawa kuno yang mengajarkan kepada orang-orang dalam mengarungi kehidupan ini dengan selalu berhati-hati, dalam syair tersebut memuat makna hidup yang sangat dalam  dimana kita diajarkan untuk tidak serakah dalam setiap pekerjaan, dan kita diajarkan untuk tidak menganut hidup yang serba ‘instan’ pinginnya cepet kaya dengan tanpa disertai dengan usaha, atau kerja keras karena memang  hidup ini adalah kerja, kerja,dan kerja dalam menggapai suatu cita-cita dan tidak cukup dengan kerja saja tapi juga harus disertai dengan niat yang suci (lillahita’ala).   

Bagi kita yang belum mengerti apa maksud dari petuah jawa kuno ini, saya akan coba membeberkan dalam bahasa Indonesia, kurang lebih demikian:  

“Janganlah kamu ingin cepat-cepat mendapatkan perkerjaan yang besar, sebab pekerjaan besar itu jarang datangnya, justru pekerjaan yang kecil-kecil itulah yang sering kamu temui di setiap harinya, dan janganlah kamu sekali-kali mengesampingkan pekerjaan yang kecil-kecil itu sebab bagaimana kamu bisa menyelesaikan pekerjaan yang besar sementara kamu sendiri belum terbiasa dengan pekerjaan yang kecil-kecil, maka dari itu sembarang pekerjaan yang kamu temui di setiap harinya, laksanakanlah dengan sungguh-sungguh disertai niat yang suci hanya karena Tuhan seru sekalian alam.”

Sekian artikel dari saya semoga bermanfaat, bagi kita semua. Amien



Tidak ada komentar:

Posting Komentar