Selasa, 26 Februari 2013

AMBURADULNYA DALAM MEMILIH PEMIMPIN

Saya baca di berita yahoo.com ada tulisan begini "Dukungan Jokowi tak sanggup menolong Rieke". Kalau menurut saya judul tulisan berikut isinya itu LUCU deh..! Kenapa Jokowi harus tolong suara Rieke(Oneng) dalam pencalonan gubernur Jabar? Dan apa alasanya si Oneng minta dukungan dari Jokowi untuk jadi gubernur? Apa karena dengan simbol Jowoki terus Oneng ada jaminan jadi gubernur Jabar, gitu? Terus apa istimewanya Jokowi sehingga Oneng harus minta dukungan sebagai gubernur Jabar? Kalau menurut saya Si Jokowi terpilih sebagai gubernur Jakarta karena kebetulan yang ada di pikiran rakyat Jakarta adalah Jokowi waktu itu.. sehingga Jokowi terpilih sebagai gubernur.

Begitu juga dengan Si Oneng, karena pikiran rakyat Jabar memang lagi lebih banyak Aher maka Aherlah yang jadi gubernur.. Saya dengan kejadian seperti itu apa lantas saya harus bilang 'wow' gitu? Ya.. enggak lah yau.... Saya ini bukan tipe yang 'gumunan' (istilah jawanya) atau suka latah. Karena kejadian seperti itu adalah hal yang biasa saja.. alias tidak ada yang istimewa. Lha mau gimana lagi kalau toh sudah jadi ya.. biasa-biasa tak ada perubahan berarti...

Ada istilah 'suara rakyat adalah suara Tuhan'. Kalau menurut saya istilah seperti itu TIDAK BERLAKU jika sistem pemilu kita masih berjalan seperti yang kita jalani saat ini. Dimana seorang pemimpin harus mencalonkan diri, harus dicalonkan oleh partai-partai tertentu, dan akhirnya Uanglah yang berbicara untuk jadi calon pemimpin.... INILAH yang menjadi KESALAHAN BESAR KITA dalam memilih seorang pemimpin. Maka pemimpin yang mencalonkan diri kalau menurut saya adalah WAJIB hukumnya untuk tidak di coblos. Lho kenapa? ya.. karena mencalonkan diri.

Yang saya herankan, kita ini sebenarnya sudah tahu bahwa itu adalah KOTORAN  tapi kita masih menganggap bahwa itu PERMEN, terus kita timang-timang kotoran itu, kita bilang,"Mosok dibilang kotoran, ini bukan kotoran tapi permen." Lantas kita 'MUT' atau kita makan untuk membuktikan bahwa itu bukan kotoran. Tapi setelah di 'MUT' kita bilang,"Kok rasanya pahit-pahit sengar ya.." setelah merasakan lantas kita jadi bingung sendiri ,"Ini sebenarnya kotoran atau permen, Sih..!!" Terus kita menyimpulkan,"Ah.. nggak apa-apa.. Kalau toh ini kotoran.. setelah saya EMUT berkali-kali, siapa tahu ini berubah jadi PERMEN..!" Itulah yang terjadi pada kita, 5 tahun sekali kita selalu dalam kebingungan seperti itu.Xi..xi..xii...

Lantas bagaimana? Siapa yang mencalonkan? yang mencalonkan adalah rakyat. Rakyatlah yang mendawuh/ menyuruh langsung jadi seorang pemimpin. Seperti dalam jamaah sholat, Imam tidak boleh mencalonkan diri tapi makmumlah yang memilih seorang Imam. Lha tapi kan partai sudah mewakili rakyat...? tak jawab BELUM TENTU. Karena orientasi partai jaman sekarang adalah BISNIS, kalau sudah bisnis maka keuntunganlah yang menjadi hal paling utama, kalau sudah berpikir tetang keuntungan/laba maka UANG lah yang akan menentukan segalanya. Jadi sekarang ini yang mengangkat seorang pemimpin bukan rakyat tapi UANG.. yah... bisa dibilang begitu. Kalau seorang pemimpin sudah diangkat dengan Uang maka uanglah yang menjadi orientasi dalam menjalankan pemerintahannya.. maka saya hanya bisa bilang 'CAPEKK.... DEH!'

Saya ingin bertanya ,"Kenapa anda bisa menyimpulkan bahwa partai jaman sekarang itu sudah  berorientasi bisnis?" Apa anda bisa berikan contoh?. Ya..memang.. karena kenyataan memang demikian. Contoh : Apa yang terjadi dengan kasus Hambalang? Apa yang terjadi dengan kasus Bank Century? Apa yang terjadi dengan kasus pengadaan Al Qur'an? Apa yang terjadi dengan kasus impor daging sapi? Apa yang terjadi dengan kasusnya Wa Ode Nurhayati? Apa yang terjadi di tingkat pengambilan keputusan di Banggar DPR? Itu semua sudah mencerminkan bahwa partai politik sekarang sudah berorientasi ke bisnis. Semoga pikiran kita sudah jadi terbuka untuk menilai partai politik. 

Dan celakanya jika orientasi partai yang murni BISNIS itu sudah sama dengan orientasi sebuah NEGARA, maka ngalamat kehancuran sebuah NEGARA... Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah dengan melihat kenyataan seperti ini, apakah negara Indonesia sudah beroriantasi BISNIS  atau oriantasi pada RAKYAT dalam pengelolaan kekayaan negara? Wallahu'alam.  

Hiii... Ngeri..!!!??!!!???......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar