Sabtu, 02 Februari 2013

WANITA STRES.. YANG BERUBAH MENJADI WANITA TANGGUH




Cerita ini bener-bener terjadi, di sebuah dusun sebut saja nama dusunya  dadapan,  di dusun itu ada seorang nenek tua biasa dipanggil mbok Udi, dia punya anak gadis 2 orang namanya Thilung dan Gidung. Mereka hidup dengan serba kekurangan mbok Udi ini menjadi tulang punggung keluarga, dia menjajakan jamu keliling, dengan jualan jamu ini dia bisa menghidupi keluarganya. 

Pada suatu pagi jam 04.00 Thilung hendak buang hajat di sungai, setelah selesai buang hajat dia bermaksud hendak pulang, tanpa dia sadari dia di buntuti oleh seorang pemuda brandal di di desanya, setelah sampai di dekat kuburan dia di bekap oleh pemuda tersebut dan diseret di bawa masuk ke kuburan, di tengah kuburan itu Thilung di kerjain oleh pemuda brandal tersebut, setelah puas ngerjain Thilung,  pemuda tersebut meningggalkan dia di tengah kuburan.

Dengan langkah gontai Thilung pulang ke rumah, dia sengaja tidak cerita kepada mbok Udi atas kejadian tersebut, dia coba pendam sendirian masalah tersebut  karena dia tak ingin membenani mboknya dengan masalah yang baru.

Satu bulan setelah kejadian itu, Thilung merasakan badanya sakit semua, perutnya mual rasanya pingin muntah, simboknya bertanya,” kenapa Lung..ada apa dengan dirimu? Apa kamu sakit?” . Enggak mbok mungkin cuma masuk angin aja,” sahut Thilung. Tapi beberapa minggu ini sakit Thilung semakin menjadi . Mual, muntah dan pusing yang di rasakan, mbok Udi nggak tega melihat keadaan anaknya, akhirnya dia periksakan anaknya ke mantri desa, setelah di periksa  oleh mantri  akhirnya di simpulkan bahwa Thilung sedang hamil. Mbok Udi kaget bukan kepalang,” Siapa yang menghamilimu Lung? Siapa?.” Aku nggak tahu mbok..,” jawab Thilung.  Mbok  Udi langsung pamitan sama mantri.

Sampai di rumah Thilung terus menangis tak henti hentinya, Mbok Udi menghampirinya,” Lung cerita sama simbok, siapa yang telah berbuat ini kepadamu?” Tanya Mbok Udi, akhirnya Thilung pun menceritakan kejadian pagi itu kepada simboknya,  Mbok Udi pun ikut menangis melihat keadaan anaknya.
Minggu demi minggu kehamilan Thilung semakin lama semakin besar, dan kejadian itu menjadi buah bibir seluruh desa, Cibiran, sindiran pun menerpa keluarga ini,  kemiskinan keluarga itu yang membuat mereka menerima begitu saja keadaan yang dialami, karena keadaan inilah akhirnya Thilung menjadi stress, pandanganya kosong mirip kaya orang linglung, kadang-kadang dia marah-marah, kadang menangis sedih  yach mirip orang gila lah..  Keadaan keluarga ini semakin terpojok, Mbok Udi hanya bisa menangis sedih melihat keadaan anaknya karena ya.. memang ndak bisa berbuat apa-apa.. kehamilanya pun sudah tua dan bentar lagi mau lahir. 

Akhirnya hari kelahirannya pun tiba, Thilung melahirkan seorang anak perempuan, diberi nama Merit. Saya ngenes melihatnya, Merit kecil hidup di keluarga yang serba kekurangan, karena Thilung masih stress  akhirnya Merit kecil diasuh oleh neneknya, ya.. memang karena keluarga yang tak berpendidikan sehingga merawat anak kecil ya.. asal-asalan (pokoknya asal hidup), dan memang keadilan Tuhan akhirnya Merit pun bisa tumbuh menjadi gadis kecil tapi ya itu kehidupan gadis kecil itu boleh di bilang agak liar.
Kelompok pengajian kampung kami dulu pernah coba untuk memberi  beasiswa untuk sekolahnya  Merit, sehingga Merit kecil pun bisa sekolah tapi cuma sampai kelas  1 SD, karena dia kemampuanya memang di bawah rata-rata. Dan Merit pun kembali ke habitatnya yaitu di dunia liar, dia sering pergi kemanapun dia mau. 

Singkat cerita Thilung akhirnya meni kah dengan duda tetangga kampung, setelah menjalani rumah tangga suaminya ini juga suami yang kurang baik, dia sering meninggalkan rumah, jika pulang ke rumah cuma pingin buat anak aja, keterlaluan kok!  Dan memang benar anaknya banyak. Sampai sekarang anaknya 5… masih kecil-kecil lagi, malah ada yang masih bayi. Ya.. gimana lagi lha wong KB dia juga nggak tau, pendidikan juga  gak ada, taunya dia itu pokoknya  dia dan anak-anaknya bisa makan. Titik. Dia didik anaknya juga secara alami itu aja. Sekali lagi lha wong dia nggak tau apa-apa.  Dan kuasa Allah anak-anaknya juga sehat-sehat, walaupun dia di didik semau-maunya, di kasih makan ya semau-maunya, pokoknya saya sebagi penulis nggak bisa membayangkan deh… secara kesehatan modern gimana dia mengasih makan.
Selama ini mbok Udi yang mencukupi kebutuhan hidupnya, tapi  tanggal  15 April mbok Udi juga sudah  di panggil Tuhan, jadi Thilung harus mikir otak untuk menghidupi keluarganya. Akhirnya dia jadi pemulung untuk menghidupi anak-anaknya… dan anehnya anak-anak nya bisa hidup kaya anak normal lainya.  Terus gimana ceritanya si Merit anak thilung yang pertama? Kok gak ada kabar? 

Jadi ceritanya Merit itu pergi  entah ke mana? Dan Thilung sebagai orang tua juga sudah nggak peduli dengan Merit, walaupun Merit itu anaknya yang paling tua, dan begitu juga dengan Merit juga nggak peduli  dengan Thilung sebagai orang tuanya.
Ceritanya si Merit ini setelah pergi entah kemana? Pulang-pulang dia sudah hamil, dan akhirnya melahirkan seorang anak perempuan, Merit itu yang urusin mbok Udi (embahnya), dan Merit pun yang nikahkan juga mbok Udi. Sampai urusin anaknya Merit itu mbok Udi, tapi sepeninggal mbok Udi semua jadi berantakan hidupnya Thilung dan Merit jadi sendiri-sendiri. Mereka berdua jadi pemulung untuk menghidupi keluarganya.
Sekarang anak Merit sudah mulai gedhe ya umuran SD lah.. tapi musibah itu sedang menimpa keluarga Merit, bahwa anaknya di perkosa oleh suaminya Merit (bapak tirinya).. ini heboh sampai ke desa, suaminya lari menghilang entah ke mana? Bahkan heboh sampai masuk Koran. Tetangganya yang ikut melaporkan ke kantor polisi. Akhirnya anaknya merit di asuh di panti asuhan. Kasihan ya… Sekali  lagi orang kaya dia ya.. gak ngerti hukum, dia itu ikut arus aja terserah pada takdir.  

Seakan persoalan yang berat yang menimpa keluarga masing-masing  itu tidak menjadi persoalan bagi mereka, dengan istilah lain ‘hidup tanpa beban’.

Keluarga Thilung juga kena musibah yang menurut saya adalah berat, bahkan amat berat… Sore itu Thilung habis jual rongsokan,  dan waktu perjalanan pulang ke rumah, sepeda dia terserempet mobil, dan oleng kemudian jatuh dan langsung di srempet sepeda motor, Thilung akhirnya jatuh pingsan.. yang nabrak lari tak bertanggung jawab.. akhirnya Thilung di bawa ke RS PKU Muhammadiyah, sampai cerita ini di buat.. Thilung masih tak sadarkan diri.. 

Sungguh sulit untuk di bayangkan nasib keluarga Thilung selanjutnya, dimana disaat Thilung sudah menjadi seorang wanita tangguh yang sudah tidak mau bergantung lagi, dia berani berjuang untuk kehidupan keluarganya.  Tapi sekarang mempunyai nasib yang mengenaskan, lalu bagaimana nasib keluarganya? Bagaimana nasib kehidupan anak-anaknya yang masih kecil-kecil?  Wallohu’alam.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar