Istana yang katanya merupakan simbol sebuah Negara belum
lama ini kebanjiran, tepat bersamaan dengan kebanjirannya rakyat Jakarta yang
sedang gigih berjuang melawan banjir, memang banjirnya Istana tidak separah
dengan banjirnya rakyat Jakarta sebab menurutku selama ini belum pernah
fenomena ini terjadi sebelumnya. Seharusnya pihak Istana bisa membaca fenomena
ini dimana Tuhan seolah-olah mau bilang kepada Istana,”Ini baru banjir kecil
karena suatu saat nanti akan aku kirim banjir besar, kalau seandainya kamu
tidak bisa merubah sikap terhadap rakyat.” Lha terus aku bilang,”Apakah selama
ini pihak istana bersikap adigang, adigung, adiguna terhadap rakyat sehingga
harus dikirim banjir ke istana?” Terus
Tuhan menjawab,”Aku jauh lebih tahu daripada kamu!”
Belum lama ini juga terjadi kantor polisi kebakaran, habis
ada perseteruan antara TNI dan polisi yang seharusnya bersinergi dalam menjaga
keamanan sebuah bangsa, kejadian ini menurut saya lagu lama yang sampai
sekarang diantara mereka masih menyimpan dendam, walaupun secara institusi
mereka seolah-olah berdamai, kenapa bisa terjadi seperti itu? Ya.. katanya
gara-gara Lalu lintas…
O…kalau itu mah kecil, lha wong sekarang mantan dedengkotnya
Lalu lintas aja baru konsentrasi dengan masalah hukum, dimana kekayaannya
sedang diobok-obok oleh KPK, ini menunjukan berarti benar anggapan masyarakat
yang sudah menjadi rahasia umum yaitu rekening gendut anggota polisi, karena
saat ini KPK baru mengambil satu sampel
yaitu Irjen DS, bagaimana kalau seandainya KPK mengambil sampel sepuluh jendral
polisi? Apa yang terjadi pada institusi Polri? Mungkin Polri bisa bubar?
Diganti pemain baru yang namanya KPK…
Ya..kalau secara akal sehat kita mengatakan bahwa pemain
pengganti dalam sebuah sepak bola kalau sudah mengganti ya..konsekwensinya
pemain lama harus mundur diganti dengan yang baru. Lha ini kan enggak! Pemain
lama masih bermain terus pemain baru juga bermain dimana meraka mempunyai yang posisi sama, apa yang terjadi?
Ya.. mereka pada berebut bola sendiri yang pada akhirnya akan bunuh diri… mereka pada berebut kasus. Apa yang terjadi
pada kasus simulator SIM? Apa yang terjadi pada ungkapan ‘cicak melawan buaya’? Karena itu merupakan contoh dari rebutan
kasus diantara mereka…
Saat polisi ditanya wartawan Apakah polisi siap diperiksa
KPK tetang rekening gendut anggota polisi? Oleh polisi dijawab dengan singkat
dan nggak jelas,”Polisi taat pada hukum.” Kalau menurut saya itu bukan jawaban
atas pertanyaan tersebut yang harusnya di jawab ‘polisi siap diperiksa KPK’
atau ‘polisi belum siap diperiksa KPK’. Tapi disini polisi mau bilang kepada
rakyat bahwa citra mereka ‘seolah-olah’ baik di hadapan rakyat.
Kalau orang-orang pinter sering mengatakan Indonesia adalah
negera hukum, hukum adalah panglima… lalu apa pengaruhnya terhadap penegakan
hukum di Indonesia? Kenyataanya memang para orang yang dianggap pinter itu
banyak yang melangggar hukum, sebenarnya ia (orang pinter) itu sadar dia telah
melanggar hukum, tapi dengan ‘kepinteranya’ dia bisa membolak-balik pasal hukum
dari yang salah bisa menjadi benar atau yang benar bisa jadi salah…
Sebaiknya Negara kita itu jangan di dasarkan pada hukum,
lalu didasarkan pada apa? Ya..sebaiknya Negara kita berdasarkan pada Akhlak
yang baik, dan moral adalah panglima, melalui blog ini saya hanya mau bilang cukup dengan
akhlak yang baik yang tertanam di hati nurani saja, orang tidak akan melakukan
pencurian, pembunuhan, pemerkosaan dan tidak kejahatan yang lain. Walaupun
seandainya tidak ada hukum sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar