Gantungkan cita-cita mu setinggi lagit… Itulah pidato Bung
Karno saat memberi semangat pada rakyatnya agar hidup dengan memiliki mimpi-
mimpi yang tinggi, karena dengan mimpi yang tinggi di harapkan akan mendapatkan
kehidupan yang lebih baik atau mempunyai masa depan yang lebih baik. Kalau
seandainya aku jadi Sukarno, aku nggak akan berkata-kata seperti itu kepada
rakyatku, aku akan berkata seperti ini,”Wahai rakyatku bekerjalah dengan penuh
kedisiplinan, bersemangatlah dalam bekerja, tekunlah dalam bekerja, gapailah
masa depanmu dengan kerja, kerja dan kerja, dan akhirnya tawakallah dalam
bekerja.”
Terapkanlah kata-kata itu apapun pekerjaanmu, kamu boleh
jadi petani, buruh pabrik, guru, pegawai bahkan presiden sekalipun, jangan
menggantungkan cita-cita setinggi langit, ya… akhirnya jadi menggantung beneran
sampai kita merdeka kita nggak bisa sejahtera karena kita selalu menggantungkan
cita-cita.
Kalau menurut anda lebih penting mana kerja sungguh-sungguh
atau dapat uang? Tentu sebagian besar
dari kita adalah lebih penting dapat uang daripada kerja keras, itulah sebagian
besar dari kita karena pikiran kita sudah terbalik-balik. Yang benar kerja
keras dulu, kalau kita kerja keras uang terpaksa mengikuti karena hasil kerja
kita.
Penulis : Ok. Sekarang
tak tanya anda seorang pegawai kantor?
Badrun :“Ya..”
Penulis : “Kamu dalam sebulan di gaji berapa?”
Badrun : “Saya di
gaji 2 juta sebulan.”
Penulis : “Ok. Saya akan bilang ke pimpinanmu anda akan
tetap di gaji 2 juta perbulan tapi anda mulai sekarang hanya kerja selama 2
minggu saja. Kira-kira anda senang ngga dengan kondisi seperti itu?”
Badrun :”senang dong!”
Penulis : “Nah sekarang
kalau kamu senang, aku akan bilang ke bosmu lagi, bahwa anda akan tetap
digaji 2 juta perbulan, tapi anda tidak usah bekerja selama 1 bulan, anda cukup
duduk manis saja di rumah.”
Badrun : ” ya.. saya akan lebih senang lagi, karena saya tidak
melakukan apa-apa tapi di gaji tetap.”
Penulis : “Jadi anda lebih mementingkan uang daripada
bekerja?”
Badrun : “Ya.. tentu saja Pak! Jaman sekarang itu kalau
tanpa uang lebih baik ngga usah hidup aja!”
Penulis : “Berkahkah uang anda?”
Badrun :”Saya nggak peduli apa berkah atau nggak, karena
yang peting uang bagiku,”
Si Badrun ini adalah sebuah cermin untuk kehidupan sekarang
ini, Dimana uang adalah segala-galanya
untuk bekal hidup. Lha wong sekarang
yang harusnya merupakan pekerjaan masuk dalam kategori akhlak aja sudah masuk
ke wilayah bisnis.. contoh : dokter. Dokter itu masuk dalam kategori pekerjaan
akhlak (menolong sesama), kalau masalah
alat suntik, obat, sewa ruang dokter itu kita sebagai pasien diwajibkan untuk
membantu membiayai dokter dalam prakteknya, tapi kalau peristiwa seorang dokter
nyuntik pasien, dokter memberi nasehat
kepada pasien, itu tidak boleh di bayar karena itu merupakan peristiwa akhlak
seorang dokter, tapi apa yang terjadi sekarang dokter memberi nasehat dibayar(ada
tarif), dokter nulis resep dibayar, dokter memeriksa pasien dibayar dan
lain-lain.
Adakah contoh lain, ada. Guru. Guru itu juga merupakan
pekerjaan akhlak, kalau guru datang ke sekolah maka kita wajib membayarnya
sebagai pengganti transportnya, tapi kalau peristiwa guru mengajar/memberikan
ilmu kepada murid, itu tidak boleh dibayar karena itu merupakan peristiwa
akhlak bukankah ilmu yang diajarkan kepada sesama itu tidak akan mengurangi ilmu seorang guru tapi justru malah menambah
ilmu. Tapi apa yang terjadi sekarang seorang guru di bayar per mata pelajaran
(ada tarifnya) atau per sks, yang seharusnya tidak boleh di bayar.
Itulah sekelumit peristiwa yang menggelitik pikiran kita tentang
sebuah sikap hidup dalam menghadapi masalah-masalah pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar