“Ojo siro age-age pingin pakaryan kang gedhe, sebab pakaryan
kang gendhe iku arang tekane, malah pakaryan kang cilik-cilik iku sing kerep
mbok temoni ono ing saben dinone, lan siro ojo pisan-pisan nyepeleke pakaryan
kang cilik-cilik iku sebab kepriye anggon niro arep nandangi pakaryan kang
gedhe nek siro dhewe durung kulino ngadepi pakaryan kang cilik-cilik, mulane
samubarang pakaryan sing mbok temoni ono ing saben dinone lakonono kanthi
temen-temen nganggo ati kang suci saking kersaning Gusti… (Sasongko Jati)”
Itu adalah sebuah petuah dari seorang penyair jawa kuno yang
mengajarkan kepada orang-orang dalam mengarungi kehidupan ini dengan selalu
berhati-hati, dalam syair tersebut memuat makna hidup yang sangat dalam dimana kita diajarkan untuk tidak serakah
dalam setiap pekerjaan, dan kita diajarkan untuk tidak menganut hidup yang
serba ‘instan’ pinginnya cepet kaya dengan tanpa disertai dengan usaha, atau
kerja keras karena memang hidup ini
adalah kerja, kerja,dan kerja dalam menggapai suatu cita-cita dan tidak cukup dengan
kerja saja tapi juga harus disertai dengan niat yang suci (lillahita’ala).
Bagi kita yang belum mengerti apa maksud dari petuah jawa
kuno ini, saya akan coba membeberkan dalam bahasa Indonesia, kurang lebih
demikian:
“Janganlah kamu ingin cepat-cepat mendapatkan perkerjaan
yang besar, sebab pekerjaan besar itu jarang datangnya, justru pekerjaan yang
kecil-kecil itulah yang sering kamu temui di setiap harinya, dan janganlah kamu
sekali-kali mengesampingkan pekerjaan yang kecil-kecil itu sebab bagaimana kamu
bisa menyelesaikan pekerjaan yang besar sementara kamu sendiri belum terbiasa
dengan pekerjaan yang kecil-kecil, maka dari itu sembarang pekerjaan yang kamu
temui di setiap harinya, laksanakanlah dengan sungguh-sungguh disertai niat
yang suci hanya karena Tuhan seru sekalian alam.”
Sekian artikel dari saya semoga bermanfaat, bagi kita semua.
Amien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar